EKONOMI INDONESIA DIAMBANG KEHANCURAN !!! IBU SRI MULYANI MENGETAKAN PAK JOKOWI JANGAN PURA-PURA TIDAK TAHU {{{ LIHAT PENJELASAN DI BAWAH INI }}} TOLONG BANTU SHARE YA ?
Nota Keuangan ini bakal jadi basic untuk bikin Rancangan APBN 2017. Selesai rapat, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungkap masalah beratnya keadaan ekonomi yang tercermin dari desakan pada penerimaan pajak.
Sri Mulyani menyampaikan, untuk membuat Nota Keuangan 2017, untuk jadi APBN yang kredibel, jadi pemerintah bakal lihat peluang keadaan yang bakal dihadapi di th. ini serta dua th. paling akhir.
“Untuk th. 2016, setelah lihat realisasi dari th. 2014-2015, jadi dua th. paling akhir, penerimaan perpajakan memanglah alami desakan yang begitu berat, ” kata Sri Mulyani selesai rapat di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Desakan pada penerimaan pajak ini berlangsung lantaran turunnya harga komoditas, seperti minyak serta gas (migas), batu bara, kelapa sawit, dan pertambangan yang lain.
“Kami juga lihat di beberapa bidang seperti perdagangan, konstruksi juga alami kondisi desakan yang cukup tampak dari sisi volume. Hingga hari ini kita lihat kalau beberapa bidang itu pertumbuhannya cuma separuh dari bebrapa th. terlebih dulu, ” tambah Sri Mulyani.
Lantas, Sri Mulyani menceritakan soal
pelemahan perdagangan dunia yang menyebabkan turunnya laju ekspor serta impor di Indonesia mulai sejak kuartal I-2015 sampai semester I-2016 lantas. Ini akan jadi perhitungan pemerintah dalam membuat Nota Keuangan 2017.
“Maka Kemenkeu hari ini melaporkan pada Ayah Presiden, Wapres serta Sidang Kabinet kalau penurunan dari potensi penerimaan pajak 2016 bakal cukup penting. Ini karena basis penghitungan tujuan penerimaan pajak di 2016 yang di setujui oleh DPR APBN-P itu basisnya masihlah memakai angka ekonomi yang cukup tinggi, yakni tujuan penerimaan 2 th. terlebih dulu th. 2014, 2015, lalu ke 2016, ” tutur Sri Mulyani.
Bekas Direktur Bank Dunia ini menuturkan realisasi pajak di 2014 yang ada Rp 100 triliun dibawah tujuan. Lalu di 2015 lantas, waktu harga komoditas mulai alami penurunan penerimaan pajak juga meleset Rp 248, 9 triliun dari tujuan.
“Oleh karenanya, kami hari ini melaporkan pada Presiden, Wapres serta sidang kabinet kalau kami butuh untuk lakukan penyesuaian hingga APBN kita jadi kredibel lantaran topik dari Ayah Presiden yaitu selalu menguatkan kredibilitas, confidence, dan trust itu mesti ditegakkan dari mulai angka-angka APBN yang dapat mencerminkan kenyataan ekonomi yang kita hadapi, ” tutur Sri Mulyani.
Tetapi, lanjut Sri Mulyani, bukanlah bermakna pemerintah bakal mengendurkan penerimaan pajak. Sri Mulyani menyampaikan, Presiden Jokowi memohon dianya untuk maksimal tingkatkan pajak. Lantaran penerimaan pajak diperlukan untuk mendanai pembangunan infrastruktur, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, serta pengurangan kesenjangan.
Post a Comment